Salah satu momen penting yang ada di episode penutup Attack on Titan season 4 part 2 merupakan obrolan dari Mikasa dan Eren di puncak bukit. Momen ini dapat dibilang emosional hingga, khususnya, pengubah kondisi. Adegan itu di mana berakhir menjadi sebuah penyesalan besar bagi Mikasa yang menutup cerita antara dia dengan Eren. Ketika jenuh melanda menonton anime merupakan hiburan yang menarik dan dapat dengan mudah untuk dinikmati.
Episode ini juga menegaskan terkait dengan niat Eren dan apa yang membuatnya melakukan Rumbling. Sejak mencium tangan Historia di Season 3, Eren telah dapat melihat apa yang terjadi di depan. Itulah yang membebani pikirannya. Sejak berada di Marley, Eren selalu tampak murung.

Eren sepertinya berusaha dalam mencari jalan keluar atas masa depan yang gelap tersebut. Di tengah adanya keputusan itu, Eren melihat tenda dari para pengungsi yang ada di bawah tebing. Eren pun kemudian meneteskan air mata. Lamunannya buyar pada saat Mikasa datang menyusulnya.
Mikasa lalu tiba pada tebing itu dengan muka khawatir. Sejak tiba di Marley, Mikasa selalu menjaga hingga mengawasi Eren. Jadi, ketika Eren tiba-tiba menghilang dari tempat pertemuan para prajurit dari Pasukan Pengintai dan juga dengan keluarga Azumabito, Mikasa langsung pergi untuk mencari Eren.
Sampai poin ini, Eren dan Mikasa belum pernah untuk dapat benar-benar bicara dari hati ke hati. Sudah bukan rahasia lagi kalau rasa sayang dari Mikasa terhadap Eren lebih dari sekadar rasa sayang untuk keluarga, teman, maupun saudara. Mikasa mencintai Eren layaknya seperti seorang wanita mencintai seorang laki-laki.
“Aku ini apamu?” tanya Eren terhadap Mikasa pada saat mereka bertemu di atas tebing.
Mikasa kaget ketika sedang mendengar pertanyaan Eren itu. Dia tersipu malu dan juga jadi gugup. Mulutnya terbata-bata hingga kesulitan untuk menemukan kata. Sementara itu, Eren yang terus menatapnya. “Keluarga,” jawaban Mikasa. Eren terlihat kecewa dengan jawaban tersebut. Jawaban Mikasa bukanlah jawaban yang ia sudah diharapkan. Ada indikasi kalau sebenarnya Eren pun sudah menyimpan perasaan yang sama terhadap Mikasa. Andai saja Mikasa tidak memberikan jawaban seperti itu, ada kemungkinan apabila semuanya akan berubah.
Eren tidak usah untuk dapat melakukan Rumbling. Jawaban dari Mikasa pada saat itu sepertinya menjadi titik balik bagi Eren. Dia sudah kehilangan semua harapan. Dalam masa terendahnya, satu-satunya orang yang selalu mendukungnya hingga menjadi validasi atas semua langkahnya ternyata tidak dapat memberinya jawaban yang akan memberinya setitik harapan. Sehari usai adanya perbincangan itu, Eren meninggalkan Mikasa dan juga teman-temannya.
Namun, semuanya telah terjadi. Mikasa sendiri menyesali atas jawabannya itu. Di atas geladak kapal yang membawanya dan dengan teman-temannya menuju ke Marley, ingatan Mikasa kembali pada masa itu. Di mana pada saat sedang mengingat semua, Mikasa sadar jika saja dia memberikan jawaban yang lain, Eren mungkin masih ada bersamanya hingga saat ini dan dia tidak perlu untuk menghancurkan dunia.
Pertanyaanya adalah, apa yang akan terjadi apabila Mikasa jujur terhadap Eren mengenai perasaanya. Mungkin itu akan membuatnya bisa mencari solusi yang damai akan adanya semua masalah tersebut. Ada kemungkinan jika Eren sebenarnya mencari sesuatu yang dapat dia pegang sebelum membuat keputusan.

Pertanyaan Eren kepada Mikasa itu juga bisa memperlihatkan betapa sedang rapuhnya dia. Perasaan Eren terhadap Mikasa mungkin dapat membuat Mikasa bicara kepadanya agar mencari solusi bersama. Sebelumnya, obrolan terakhir mereka berdua merupakan pada saat Eren mengatakan kalau dia selalu membenci Mikasa. Ini tentu jauh atas pertanyaannya terkait bagaimana perasaan Mikasa kepadanya.
Jadi, apakah Eren ingin tetap menghancurkan dunia karena dia sedang patah hati? Entahlah. Namun, jawaban yang sudah diberikan Mikasa terhadap Eren mungkin adalah kesalahan yang menghancurkan dunia lebih dari yang lainnya. Ketika jenuh melanda menonton anime merupakan hiburan yang menarik dan dapat dengan mudah untuk dinikmati.